Self-Love Bersama Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash

Vitalis Body Wash hadir dalam genggaman seperti mimpi. Keharumannya berhasil membuka kembali euforia memori lama kisah perjuangan setahun silam. Tentang puluhan riset yang kucoba telusuri hanya untuk memahami kondisi diri tentang obsesi untuk mandi begitu lama pada hari tertentu, namun di hari-hari lainnya justru tak mampu untuk sekadar membasuh diri sama sekali. Kondisi membingungkan yang tentu tabu untuk dibicarakan, terutama dari sisi perempuan.
Mengingat begitu banyak stigma sosial yang melekat pada diri perempuan. 
Ragam tuntutan dan penilaian timpang yang menjadikan perempuan kerap merasa rapuh, terpaksa bertahan di dalam sunyi, dan sering merasa berjuang seorang diri. Terlalu keras pada diri sendiri. Sehingga kerap lupa bahwa sejatinya perempuan juga manusia biasa. Sosok yang juga butuh meluangkan waktu untuk secara sadar mencintai diri mereka sendiri seutuhnya.

Kisah nyata ini kutoreh untuk menguatkan diri  kembali sekaligus memberi dukungan tulus untuk para perempuan di luar sana yang sedang berjuang, melalui masa-masa kelam mereka. Agar mereka tak merasa asing, aneh, dan terabaikan seorang diri. Berharap agar para perempuan, yang terus mendedikasikan hidupnya di berbagai ranah dan tak pernah kering cintanya untuk melindungi begitu banyak orang di sekitarnya, untuk tidak lupa meluangkan waktu menyayangi diri mereka juga. Untuk saling mengingatkan kembali bahwa merawat diri adalah bagian dari menghargai dan mencintai diri. Karena sungguh mencintai diri dengan benar itu bukanlah sebentuk keegoisan.
Self-love is not selfish.


Secuil Self-Love Melalui Perawatan Diri
Mungkin masih sedikit orang yang sadar bahwa aktivitas kebersihan mendasar seperti mandi dan menggosok gigi merupakan segelintir hal yang ada kalanya sulit dilakukan oleh orang-orang yang sedang mengalami stres berat atau gejala depresi. 
Kegiatan yang mungkin tampak mudah dilakukan oleh orang-orang normal bisa menjadi sebuah perjuangan bagi mereka yang sedang mengalami kerapuhan kesehatan mental.[1] 
Lis merawat diri (self-care) seketika hilang dari perederan. Sehingga terkadang mereka hanya mampu bertahan pada bentuk mencintai diri (self-love) yang semu. Menyugesti bahwa diri baik-baik saja, padahal tidak, dan tanpa paham harus mulai memperbaiki keadaan dari sisi mana. Minimal hal itu yang pernah kurasakan pascadengar hasil analisa dokter bahwa aku berpotensi besar mengalami kelumpuhan seumur hidup karena kecelakaan yang kualami setahun lalu. 

Bagi seorang perempuan yang cukup aktif berkegiatan ke sana ke mari dan terbiasa mandiri mengurusi kehidupannya sendiri, kabar semacam itu berhasil menghilangkan separuh jiwa dan sepenuhnya mematikan asa. Mandi? Jangan bercanda. Melanjutkan hidup saja rasanya enggan.

Saat itu aku hanya mampu tertawa getir. Kecelakaan motor itu tidak saja merusak sebagian fungsi motorik tubuh, namun juga mental secara menyeluruh. Hidup segan, mati tak mampu. Tiga bulan lebih aku hanya bisa berbaring di tempat tidur. Sesekali berdiri jika bosan. Hanya mampu menggerakkan kaki beberapa langkah, bahkan sekadar duduk lama juga tak bisa. Kontrak kerja yang mengharuskan kehadiran dan membutuhkan aktivitas fisik, seperti mengajar dan terjun lapangan untuk mencari berita, terpaksa aku lepaskan. Padahal aku sangat senang mengajar dan menulis. Saat itu, aku mati rasa. Bayangkan jika mimpi pun harus digadai karena keadaan, lantas apa lagi yang harus diperjuangkan dari kehidupan? 
Pixabay | Engin_Akyurt
Jika dikenang kini, pikiran-pikiran gelap semacam itu terasa konyol. Namun, isu mental health bukanlah perkara main-main. Nyatanya, begitu banyak riset yang membuktikan bahwa orang-orang yang sedang mengalami kerapuhan mental bukan saja memiliki gangguan memori dan suasana hati, namun juga membuat sensitivitas saraf sensorik tubuh mereka menjadi lebih tinggi. Sehingga, aktivitas mandi yang seharuskan merilekskan, justru terasa mengilukan. 

Oleh karenanya, tak jarang orang-orang yang sedang mengalami stres berat atau bahkan gejala depresi kerap disalahpahami. Mereka terlihat malas, tak bersemangat, awut-awutan, tidak termotivasi merawat diri, dan bahkan tidak sadar jika diri mereka membutuhkan pertolongan. Miris, namun tetap saja tabu dan memalukan untuk dibicarakan. 
 
Selain itu,  tampaknya masih sedikit dari kita yang tahu bahwa selain saraf permukaan kulit, sensitivitas terhadap aroma juga menajam selama menempuh "masa gelap" tersebut. 
Aroma yang tepat ternyata ikut berpengaruh terhadap kesehatan mental.[2] 
Bau yang direspon oleh indra penciuman memainkan peran besar terhadap pikiran dan perasaan.  Jadi tidak mengherankan bahwa aroma mampu memicu kembali ingatan dan emosi tertentu bagi seseorang. Namun, riset menyebutkan bahwa penggunaan aromaterapi yang tepat justru membantu memusatkan fokus manusia dalam menghadapi kondisi nyata saat ini. Sehingga pikiran dan perasaan mereka tak lagi terjebak pada kemelut kenangan masa lalu yang tak berkesudahan. 

Dr. Mason Turner, Kepala Psikiatri di Kaiser Permanente San Francisco, menjelaskan bahwa terdapat kaitan antara aroma dan kesehatan mental. Dia menyebutkan, "Aromaterapi benar-benar dapat membantu membawa seseorang untuk hadir menikmati saat ini."[3]





Selama menjalani proses penyembuhan, aku belajar bahwa kesehatan mental sangat erat kaitannya dengan kemampuan memaafkan diri dan menata kembali memori. Menyeleksi ulang kenangan dan perasaan mana yang layak disimpan atau justru harus dimusnahkan.  

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa salah satu hal yang mampu mengikat dan membangkitkan memori adalah aroma. Sehingga, ukuran sederhana mencintai diri (self-love) salah satunya adalah dengan merawat diri (self-care) menggunakan produk sehat dengan aroma yang mampu menenangkan pikiran dan membangkitkan semangat. Oleh karenanya, saat mendapati bahwa Vitalis, merek parfum terkemuka di Indonesia, berinovasi untuk menghadirkan sabun cair dengan kandungan parfum khasnya yang elegan, segar, dan tahan lama, seketika aku langsung merasa begitu bersyukur. 

Kehadiran Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash nyatanya tak hanya memberikan sensasi mandi parfum yang menenangkan pikiran, namun juga menjadikan kulit tubuh terasa kesat, halus, dan nyaman. Keunggulan tersebut tentunya tak lepas dari kontribusi para pakar dalam proses peracikan komposisi sabun cair tersebut. Jika dilihat dari komposisi yang terkandung dalam Vitalis Body Wash, kita dapat menemukan Cocamidopropyl Betaine yang berasal dari ekstrak minyak kelapa. Zat tersebut tak hanya mampu menjaga kelembaban kulit, namun juga berfungsi sebagai anti septik.
Vitalis Body Wash ini hadir dalam tiga varian berbeda; Soft Beauty, White Glow, dan Fresh Dazzle.[4]  
Setelah 15 hari penggunaan (lima hari pervarian), aku ingin membagikan pandangan jujur terhadap produk ini. Berikut review pengalamanku selama menggunakan Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash. Yuk, kita bahas bersama.

1. Vitalis Body Wash Soft Beauty

Sabun cair Vitalis varian Soft Beauty ini memiliki kandungan Alpukat dan Vitamin E yang membantu menutrisi kulit dan menjadikannya tetap lembap. Di antara ketiga varian Vitalis sabun cair, Soft Beauty memiliki aroma parfum paling kuat dan segar. Saat dilumuri air, semerbak keharuman sabun pun semakin terasa. Rasanya seperti mandi parfum. Saat mandi menggunakan varian sabun ini, anggota keluarga pun seketika menjadi heboh. 


"Hmm... wangiiii... Sabun apaan nih?", seru sang adik yang sedang sibuk di dapur saat aku sedang asyik-asyiknya mandi. Alhasil, tanpa merasa berdosa, sekeluarga pun akhirnya ikut serta menggunakan Vitalis Body Wash kepunyaanku. Yah...harus segera beli isi ulang nih. Tapi enggak masalah sih, secara harga Vitalis Body Wash sangatlah bersahabat di kantong.

2. Vitalis Body Wash White Glow
 

Berbeda dengan varian sebelumya, menurutku, White Glow justru memiliki aroma yang sangat lembut. Busa sabunnya pun jauh lebih ringan. Hal yang cukup menarik perhatianku dari varian ini adalah kandungan ekstrak licorice yang dimilikinya. Licorice merupakan ramuan herbal yang telah digunakan orang selama ribuan tahun untuk pengobatan dan kesehatan. Licorice digunakan untuk mengobati peradangan dan infeksi kulit, bisul, sakit perut, kerusakan gigi, tenggorokan kering, hingga penyakit hepatitis. 

Secara pribadi, aku kurang suka aroma varian ini karena terlalu lembut. Namun, adikku yang memiliki indra penciuman super sensitif sangat menikmati varian sabun cair Vitalis White Glow ini. Perbedaan preferensi pada konsumen bukanlah masalah. Ini membuktikan bahwa betapa unik pilihan aroma yang disukai oleh setiap pribadi.

3. Vitalis Body Wash Fresh Dazzle 


Fresh Dazzle merupakan varian terakhir dari tiga rangkaian Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash. Menurutku, keunggulan dari varian sabun cair ini terletak pada kemudahan saat membasuh busa sabun. Terasa mudah dan ringan. Selain itu, ekstrak Jeruk Yuzu dan Teh Hijau yang terkandung di dalamnya benar-benar menjadikan kulit kesat. Aroma parfum pada varian sabun ini juga sangat mewah, tidak terlalu kuat dan juga tidak terlalu lembut. Benar-benar membuat badan seketika ringan pascamandi dan pikiran menjadi fresh. 

Terus, poin plus lainnya dari produk Vitalis Body Wash ini adalah kepemilikannya akan label halal MUI. Dengan kata lain, bahan dan proses pembuatan sabun cair ini terbukti aman digunakan oleh umat muslim. Dengan demikian, penggunaan sabun cair ini tidak menggangu syarat sah ibadah. 

Satu hal lagi yang tak boleh luput dicek dari produk perawatan dan kecantikan adalah perizinan dari BPOM. Izin tersebut dirasa penting demi menjaga keamanan konsumen dari maraknya produk palsu yang tentu berbahaya. Beruntungnya, Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash ini ternyata sah terdaftar sebagai produk yang telah mendapatkan perizinan BPOM. Cara membuktikannya gampang, kamu tinggal scan barcode yang terdapat di balik botol dengan menggunakan aplikasi BPOM Mobile. Seluruh keterangan tentang produk akan keluar dengan sendirinya.



Nah, demikianlah keseluruhan rangkaian penjelasan terkait keunggulan produk Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash. Tentunya sensasi aroma parfum mewah dalam sabun cair Vitalis ini tetap sulit diungkapkan dengan kalimat yang sempurna. Mengingat tak ada aroma yang benar-benar mampu terwakilkan oleh kata-kata. Apalagi sejauh ini belum ada teknologi di dunia maya yang bisa menghantarkan bau. Jadi kesemua penjelasan ini hanya bisa kamu buktikan sendiri.  
Ingat, self-love yang tepat dapat dimulai dari self-care yang benar.  
Merawat diri merupakan cara terbaik membangun kekuatan agar mampu mencintai diri kembali secara benar. Jika kamu mampu mencintai dan peduli pada orang lain dengan begitu banyak, maka kamu juga bisa melakukan hal yang sama terhadap dirimu sendiri. Bukankah suatu kesyukuran ketika kita mampu kembali berdamai dengan diri? So, don't give up on yourself. Keep loving yourself, because that's who you'll be spending the rest of your life with.  


So, ingat Self-Love, ingat Vitalis Body Wash. Vitalis, Ignite Your Charm, Be A Star.


Referensi
[1] Ferguson, S. (t.b.). Yes, Mental Illness Can Impact Your Hygiene. Here's What You Can Do About It. Diakses dari https://www.healthline.com/health/mental-health/mental-illness-can-impact-hygiene
[2] Hipgrave, L. (2018).  Scentimental: The Link Between Fragrance and Mental Health. Diakses dari https://www.cosmeticsbusiness.com/news/article_page/Scentimental_The_link_between_fragrance_and_mental_health/147701
[3] Healthline. (t.b.). Aromatherapy for Depression. Diakses dari https://www.healthline.com/health/depression/aromatherapy#methods
[4] Vitalis. (t.b.). Vitalis Moisturizing Body Wash. Diakses dari https://www.pesonavitalis.com/product/body-wash/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Self-Love Bersama Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash"

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya!
Besok-besok mampir lagi ya!


(Komentar Anda akan dikurasi terlebih dahulu oleh admin)