Makna di balik 17 Ramadhan?

Malam ketika AL-QUR'AN diturunkan,
Hari bersejarah ketika perintah MEMBACA menjadi kewajiban
Tanggal istimewa untuk Indonesia yang baru pertama kali mengecap manisnya sebuah KEMERDEKAAN.
Dan mungkin masih banyak keistimewaan dari tanggal 17 Ramadhan yang menurutku bukanlah sekedar angka biasa.

Malam ini sungguh keadaan alam sangat tenang, perpohonan seakan berhenti bergoyang laksana seseorang yang sedang khusyuk ber'itikhaf dan larut dalam hening zikir qalbu.
Tapi, entah mengapa hatiku risau.
Berulang kali lafaz 'istighfar' kuucapkan dalam benakku.
Ada apa ini?
Apakah ada hal yang salah?


'I've no idea', sekilas hanya itu yang dapat kutelusuri dari rasa hampa jiwaku.
Shalat tarawih sejak tadi telah usai kukerjakan, namun hatiku tak mampu khusyuk sepenuhnya atau getaran hebat tak mampu kurasakan ketika lantunan ayat-ayat suci Al-qur'an terngiang di telinga.
Mengapa tak seperti malam-malam sebelumnya?

Apakah ada yang salah dengan malam ini?
Mungkinkah Allah marah kepadaku?


Aku terus menerus termenung, hingga matapun tak mampu terpejam.
Mulailah aku mereka-reka.
Berbagai rekaan mulai kususun dengan rapi, satu demi satu.
Dari prasangka yang paling berBOBOT sampai prasangka yang paling LEMOT.

Tiba-tiba semua rekaanku buyar ketika sang nurani berbisik halus, nyaris tak terdengar.
"Mungkin ada yang marah dan jengkel padamu!", bisiknya.

Lho? siapa dan mengapa?, seru batinku bingung. Tapi sayang, sang nurani tak kembali untuk memberikan jawaban. Kali ini logika kujadikan acuan, kucoba untuk men-flash back semua kejadian. Sepertinya terdapat sedikit pencerahan.Ya, sekejap waktu berjalan mundur dan kuingat kembali salah satu pesan yang pernah disampaikan oleh salah seorang teman SMA-ku dulu, sebut saja namanya Petlin.

"Anti tu aneh ya orangnya!", celetuknya.

"Kox?",ekspresi bingung seketika menjalari seluruh wajahku.

"Dulu, pas pertama kali kita diasramain, pas anti masok kamar tau gak apa yang ana bicarain tentang anti sama teman-teman?".

"mank apa?", tanyaku polos.

"ekhemm...", petlin berpura-pura menunjukkan ekspresi serius.
"temen-temen liat deh anak yang baru masok kamar tu, pasti dia tu bakalan jadi anak tersombong di leting kita, lihatlah ekspresi dan gayanya. wuihhh...gak berani pun kita tegor, paling dia gak bakalan dapat temen ." Seru Petlin mengakhiri ceritanya sambil cengingisan.

"hahahahaha", seketika tawaku pecah membahana.
"Itukan hari pertama OSPEk, parah cerita kuno masih aja dipublish, nah sekian lama bersama, kira-kira terbukti gak prediksi yang Petlin buat 3 tahun yang lalu?", tanyaku santai.

"Salah telak, abizzz salah sendiri, siapa suruh penampakan Luar dan Dalamnya beda,hahaha", seru Petlin renyah.

Hmm... sepertinya kejadian semacam ini terulang lagi di dunia perkuliahan, wuisss... bakalan sulit ni, tapi tak apalah biarkan mereka menilai lama kelamaan kan ketahuan juga aslinya.

Oh ya, untuk mengakhiri tulisan amburadur ini, saya cuma ingin MEMINTA MAAF, jika ada teman-teman yang tersinggung dan kurang berkenan akan tikah laku saya, emank udah bawaan lahir saya begini. Jadi harap dimaklumi. Kalo emank ada sikap yang bener-bener bikin jengkel and nyakitin hati, bilang aja, jangan disimpan dalam hati, karena saya bakalan sulit paham kalo temen-temen gak ngomong, pun saya gak punya bakat untuk memprediksi hati, Hehehe.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makna di balik 17 Ramadhan?"

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya!
Besok-besok mampir lagi ya!


(Komentar Anda akan dikurasi terlebih dahulu oleh admin)