Sekolah Feminis Solidaritas Perempuan Aceh

Feminis adalah sebuah kosa kata yang sering menuai pro dan kontra. Layaknya air, walau aliran feminisme ini memiliki gambaran umum yang baik, namun kehadirannya tak jarang disalahartikan. 

Saat mendengar kata air, umumnya kita akan langsung membayangkan sebuah elemen alam yang jernih dan menyejukkan. Ia mengalir di sepanjang sungai atau dari balik lereng-lereng pegunungan. 

Namun ada kalanya, orang-orang justru beranggapan sebaliknya. Bisa jadi, saat kata air disebut, mereka hanya mampu membayangkan cairan sejenis lumpur, longsor, ataupun comberan. Nah, demikianlah orang-orang memberikan ragam definisi bagi istilah feminisme


Saya sendiri pertama kali membaca istilah feminis dari postingan Emma Watson di media sosialnya. Dia menggunakan tagar #HeForShe dalam sebuah kampanye tentang kesetaraan gender. Saat itu, saya mikir, 

Ah, iya, ada kata He dalam She. #HeForShe. Keren juga ya.

Sumpah, kekaguman dan kenyambungan saya hanya sebatas itu. Tidak lebih. Tentang isi kampanyenya? Entahlah. Saya tidak terlalu mengerti. Tepatnya, saat itu, tidak begitu peduli. 

Walau awalnya tak begitu paham akan isu tersebut, kini justru semakin hari saya semakin ingin tahu. Apa itu gender? Apa itu kesetaraan gender? Apa saja yang tergolong ke dalam kodrat? Mengapa memahami perspektif gender itu penting? Dan sebagainya, dan sebagainya. Intinya, saya penasaran.  


Alhasil, bulan Agustus 2020 lalu, saya pun memutuskan untuk ikut berpartisipasi dalam program sekolah feminis. Program ini diadakan oleh lembaga Solidaritas Perempuan (SP) Bungong Jeumpa Aceh.  

Sebagai penggemar garis keras pepatah bijak, "Tak kenal maka ta'aruf", saya yakin bahwa salah satu obat paling mujarab untuk menghilangkan rasa penasaran adalah dengan belajar. Bukan sekadar belajar melalui artikel-artikel umum internet. Akan tetapi juga bersama para ahli yang sudah berkecimpung langsung dalam isu tersebut di kehidupan nyata.  

Beruntung, sekolah feminis tersebut digelar dalam beberapa seris pertemuan. Topik diskusi yang diangkat juga beragam. Jujur, saya awalnya sampai punyeng. Ternyata keilmuan yang dihadirkan dalam kegiatan ini menyasar banyak hal. Dari aspek gender, hukum, berpikir kritis, empati, hingga proses penciptaan konten. Paket komplit dah. 

Sebagai perempuan, melalui pelatihan itu, saya menyadari bahwa sejatinya saya belum tahu apa-apa tentang diri saya sendiri. Konon lagi mengajak orang banyak untuk pro isu kesetaraan gender. Nyatanya, saya masih harus lebih banyak belajar.

Namun, melalui kegiatan tersebut, saya mulai memahami bahwa feminis itu sejatinya menekankan pada makna penyetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Pengharapan di mana perempuan dan laki-laki dapat mempunyai hak, peran, dan perlindungan yang setara di lingkup domestik, ekonomi, sosial, hukum, maupun politik.  Tak ada pihak yang lebih diagungkan atau direndahkan hanya karena perbedaan gender. Menjalani kehidupan dengan setara dengan memperbanyak aktivitas saling. Ah, so sweet sekali, bukan?

Baiklah, demi mencegah benih-benih kehaluan pikiran saya yang mulai meraja lela, berikut saya cantumkan beberapa materi yang bisa kamu pelajari ya. Siapa tahu jodoh kan ya, uhuk.

Pemateri

 

Judul Materi

Link Download

Puspa Dewy

MENGENAL SEKSUALITAS PEREMPUAN

Link 1

Azriana

HAK ASASI MANUSIA DAN HAK PEREMPUAN

Link 2

Alimatul Qibtiyah

ARAH GERAKAN FEMINIS MUSLIM

Link 3

Risma Umar

INTERSEKSIONALITAS; KEKERASAN BERBASIS GENDER DALAM PERSPEKTIF FEMINIS

Link 4

Demikian, sharing singkat pengalaman saya mengikuti kelas feminis bersama SP Aceh. Masih banyak hal yang belum sepenuhnya saya mengerti dan tentu harus saya pelajari lagi. Semoga pengalaman pelatihan tersebut dapat menjadi titik awal bagi saya untuk memahami diri sendiri dan lingkungan sekitar saya lebih baik lagi.Oh ya, melalu kelas ini, saya juga jadi punya relasi pertemanan baru. Peserta lintas profesi dari beragam suku, ras, dan juga agama. Happy lah pokoknya. Moga ke depan bisa ikut kelas-kelas lainnya juga.[]





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sekolah Feminis Solidaritas Perempuan Aceh"

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan komentarnya!
Besok-besok mampir lagi ya!


(Komentar Anda akan dikurasi terlebih dahulu oleh admin)